Jumat, 26 Juni 2015
Kenalkan Batik dan Tenun lewat Fashion Show
SEMARANG - Kekayaan warisan budaya Indonesia dari kain batik dan tenun ditampilkan di HUT Ke-64 Yayasan Institut Indonesia, Minggu (7/4). Berbagai ragam kain batik dan tenun se-nusantara diperagakan oleh siswa SD dan SMP pada kegiatan lomba fashion show bertajuk ”Instindo Competition” di Sekolah Institut Indonesia.
Lomba peragaan busana batik dan tenun merupakan salah satu acara dari rangkaian kegiatan untuk merayakan hari jadi yayasan tersebut. Kegiatan itu diikuti oleh 150 peserta terdiri atas 85 siswa SD dan 65 siswa SMP. Adapun kegiatan lain yang digelar antara lain lomba futsal dan tari kreasi modern.
Lenggak-lenggok model cilik tampak luwes memeragakan busana perpaduan batik dan tenun. Bermacam motif baik Solo, Yogyakarta, Pekalongan, hingga Madura mewarnai panggung catwalk. Peserta yang merupakan siswa SD dan SMP pun percaya diri bergaya di hadapan juri yang berasal dari pengamat batik, mode, dan hiburan itu.
Melestarikan Warisan
Ketua Panitia Fashion Show, Sukaryana mengatakan, kegiatan itu bertujuan untuk melestarikan batik dan tenun yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Bagi peserta, pihaknya hendak memfasilitasi bakat atau talenta dari generasi muda yang tertarik di bidang modeling, sekaligus mengenalkan batik dan tenun kepada mereka.
”Peserta kami bebaskan untuk memperagakan busana batik dan tenun dengan model atau corak apa pun. Sebab, kami lebih menilai ekspresi mereka dalam menampilkan busana tersebut,” ungkapnya.
Adapun penilaian lomba peragaan busana batik dan tenun tersebut, meliputi teknik lantai, keserasian busana, tata rias dan rambut, serta penguasaan panggung. Para pemenang lomba memperebutkan piala dari Plt Wali Kota Semarang.
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Institut Indonesia Mahmud Hidayat menyampaikan, dalam kegiatan yang mengangkat tema ”Saya Bangga Menjadi Warga Kota Semarang dan Saya Ingin Menjadi Kebanggaan Warga Kota Semarang” ini pihaknya mengajak agar generasi muda tidak lupa pada budaya sendiri.
”Harapannya, lomba yang baru kali pertama digelar ini dapat menjadi kegiatan rutin dan bagi siswa dapat mendorong mereka bersikap positif serta meraih prestasi setinggi-tingginya,” katanya.
sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/04/08/220983/Kenalkan-Batik-dan-Tenun-lewat-Fashion-Show
Sabtu, 20 Juni 2015
SMA Institut Indonesia,Satu-satunya Sekolah yang Membuka Ekskul Modelling
SMA Institut Indonesia (Instindo) merupakan sekolah swasta di
Kota Semarang yang tak hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik secara
umum. Siswa-siswi di sekolah tersebut juga berkesempatan memiliki potensi non akademik di bidang
kewirausahaan yang dimiliki. SMA Institut Indonesia (Istindo) merupakan
satu-satunya SMA plus di Kota Semarang. SMA tersebut juga membekali siswa
berbagai skill yang bisa dipakai untuk berwirausaha yang diterapkan sejak 2009 dengan tujuan
jika tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, mereka sudah memiliki skill
yang bisa dikembangkan.
Ada beberapa keterampilan berwirausaha yang dikembangkan
pihak sekolah antara lain : teknik percetakaan dan sablon, tata boga/
kuliner, fotografi dan perakitan komputer. Bekal ini bisa dipakai siswa saat
terjun ke masyarakat nanti. Bagi siswa yang bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi
diharapkan bisa sesuai dengan tujuan utama sekolah di SMA. Adapun, bagi siswa
yang tak bisa melanjutkan tentu tak akan kebingungan lantaran sudah memiliki bekal.
Pembinaan prestasi bidang non akademik siswa terus
ditingkatkan. Pihak
sekolah menyediakan berbagai pilihan kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) yang
bisa diikuti siswa. Ada sejumlah 16 cabang ekskul. Yaitu, band, pencak silat,
karawitan, paskibra, pramuka, komputer, fashion dan modelling, menjahit, modern
dance, paduan suara, BTA, MC dan boarding casting, olahraga, tari tradisional,
bahasa Inggris dan teater.
Satu-satunya Sekolah yang Membuka
Ekskul Modelling
Ekstrakulikuler
yang paling menonjol adalah ekskul modelling.Satu-satunya SMA di Kota Semarang
yang mengembangkan ekskul modelling hanyalah SMA Instindo. Pengelolaannya juga
dilakukan secara profesional. “Dalam sertifikasi, kami menggandeng sekolah
model di Kota Semarang”.
Ekskul
modelling sudah beberapa kali menjuarai lomba fashion, baik di tingkat Kota
Semarang maupun provinsi. Siswa yang mengikuti modelling pernah meraih juara II nasional
dalam ajang lomba wajah pengantin. Juga lomba kenang 2014 Kota Semarang dan
menjadi bintang iklan Garuda pada 2011 yang diputar di Eropa. Sejumlah siswa
juga mampu unjuk gigi dalam berbagai ajang. Dan memperoleh job dari agensi model di
Kota Semarang.
Adapun, pembinaan akademik siswa di SMA Istindo Semarang
juga dilakukan secara intensif. Guru Bimbingan Konseling, Pihak sekolah memberlakukan kelas
penanganan kelas unggul dan kelas olimpiade.
- Untuk kelas penanganan unggul, siswa yang ikut tak harus pandai melainkan siswa memiliki kemauan untuk ditangani secara unggul. Dalam kelas ini siswa harus meninggalkan beberapa pantangan, yaitu tidak boleh mencontek, membolos dan terlambat. Untuk bergabung pada program tersebut, pihak sekolah memberikan penawaran kepada siswa baru maupun orangtua. Pihak sekolah tak mengacu pada hasil nilai Unas siswa melainkan kesungguhan siswa. Untuk kelas unggul yang ditetapkan di kelas X biasanya mencapai empat rombongan belajar (rombel).
- Untuk kelas olimpiade diterapkan di kelas XI. Kelas ini diikuti oleh siswa yang masuk dalam 30 besar terbaik di sekolah. Mereka dikumpulkan dalam satu kelas. Di kelas ini, siswa memperoleh tambahan pelajaran olimpiade dan pengetahuan karya ilmiah.
Langganan:
Postingan (Atom)