smainstindosmg.blogspot.com |
Sejarah berdirinya SMA Institut Indonesia Semarang diawali dengan hijrahnya Bapak Soetyono Koesoemowidagdo dari Yogyakarta ke Semarang pada bulan April 1949 dengan berjalan kaki selama 7 (tujuh) hari. Sesampainya di Semarang, Beliau membuka suatu "sekolah" di rumah Bapak Sangadi di kampong Rejosari Gang V/40. Waktu belajarnya pada sore hari di atas lantai yang hanya dilambari tikar. Inilah "I.I." yang pertama-tama di Semarang. Keadaan darurat ini berjalan kurang lebih 2 bulan.
Fase
berikutnya, Bapak Soetyono Koesoemowidagdo diperkenankan meminjam SD
Katholik St.Xaverius oleh Pater Looymans, Beliau adalah yang pada waktu itu
berkuasa di bidang pendidikan Katholik di seluruh Jawa Tengah. Demikianlah,
pada fase yang menentukan ini, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1949 Institut
Indonesia cabang Semarang resmi didirikan. Di gedung Xaverius ini di buka SMA
dengan murid 40 anak.
Dengan
pimpinan kepala sekolah pada waktu itu adalah Ny. Harjarwati Dm, BSc dan
wakilnya adalah Landreany, Ny. Endang Rustanti MR, BSc serta Drs. Mohammad
Yuslam.
Pada waktu itu SMA "Institut Indonesia" Semarang dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar diadakan pada siang hari, karena pada pagi hari gedungnya digunakan untuk SMP. Dan mulai tahun 1958 mendapat tambahan 5 ruangan kelas dan merupakan bangunan yang permanen, dengan adanya tambahan ruangan ini maka sebagian dapat masuk pagi hari.
Dengan adanya ketentuan dari PDK bahwa tiap SMA supaya mempunyai beberapa jurusan, maka SMA "Institut Indonesia" Semarang berusaha untuk menambah ruangan untuk kegiatan belajar mengajar. Dengan berusaha untuk menambah ruangan untuk kegiatan belajar mengajar. Dengan perkembangan system pendidikan di Indonesia, maka suatu SMA tidak hanya membutuhkan ruangan saja, tetapi juga membutuhkan ruangan-ruangan untuk laboratorium, perpustakaan, kesenian dan lain-lain. Tetapi karena tanah yang dimiliki terbatas maka dibangunlah tingkat.
Dengan status menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 229/D/4/1974 tanggal 20 September 1974 meruapakan SMA Bersubsidi dan Keputusan Direktur Jendral Pndidikan Dasar dan Menengah No. 007/C/Kep/I.85 tanggal 17 Januari 1985 merupakan SMA Disamakan.
Pada waktu itu SMA "Institut Indonesia" Semarang dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar diadakan pada siang hari, karena pada pagi hari gedungnya digunakan untuk SMP. Dan mulai tahun 1958 mendapat tambahan 5 ruangan kelas dan merupakan bangunan yang permanen, dengan adanya tambahan ruangan ini maka sebagian dapat masuk pagi hari.
Dengan adanya ketentuan dari PDK bahwa tiap SMA supaya mempunyai beberapa jurusan, maka SMA "Institut Indonesia" Semarang berusaha untuk menambah ruangan untuk kegiatan belajar mengajar. Dengan berusaha untuk menambah ruangan untuk kegiatan belajar mengajar. Dengan perkembangan system pendidikan di Indonesia, maka suatu SMA tidak hanya membutuhkan ruangan saja, tetapi juga membutuhkan ruangan-ruangan untuk laboratorium, perpustakaan, kesenian dan lain-lain. Tetapi karena tanah yang dimiliki terbatas maka dibangunlah tingkat.
Dengan status menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 229/D/4/1974 tanggal 20 September 1974 meruapakan SMA Bersubsidi dan Keputusan Direktur Jendral Pndidikan Dasar dan Menengah No. 007/C/Kep/I.85 tanggal 17 Januari 1985 merupakan SMA Disamakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar